Penafian: Pandangan, opini, dan analisis yang diberikan oleh para pembicara tamu dan peserta adalah milik mereka sendiri. Mereproduksi mereka di situs web kami tidak menyiratkan bahwa mereka didukung oleh Neyen.
Pembagian Manfaat: Konsep Dasar dan Tantangan
Di Pasar Karbon, pembagian manfaat dapat diartikan sebagai bagaimana dan sejauh mana manfaat dari penjualan Kredit Karbon dibagikan kepada pihak-pihak yang mengimplementasikan proyek dan masyarakat lokal di mana proyek tersebut berada. Pembagian manfaat dapat dilakukan dalam bentuk kontribusi moneter (misalnya, transfer tunai); manfaat non-moneter (misalnya, proyek-proyek komunitas); atau keduanya. Contoh pembagian manfaat non-moneter dapat dilakukan melalui penyediaan akses air bersih, layanan kesehatan, atau pendidikan bagi masyarakat setempat.
Pada tingkat implementasi di tingkat negara, tantangan seperti intervensi peraturan dan liputan media yang negatif dapat menghambat daya saing proyek jika tidak dipertimbangkan dengan baik. Oleh karena itu, kolaborasi di antara para pemangku kepentingan utama, termasuk pembuat kebijakan, pemrakarsa proyek, dan organisasi industri, sangat penting untuk praktik yang baik dalam mekanisme pembagian manfaat.
Studi Kasus: Proyek Konservasi Rimba Raya
Faktor Kunci: Dedikasi dan Komitmen
Proyek Konservasi Rimba Raya adalah sebuahinisiatif penghasil kredit karbonyang berlokasi di Kalimantan Tengah dan merupakan salah satu proyek hutan rawa gambut REDD+ terbesar di dunia, yang berhasil mencegahhampir 130 juta ton emisi karbon [1]. Sylviana Andhella (Direktur Eksekutif Rimba Raya), menyoroti pendekatan proyek yang melibatkan masyarakat lokal sebagai bagian dari keberhasilan proyek. Dr. Andhella menguraikan beberapa komitmen proyek Rimba Raya kepada masyarakat, termasuk komitmen terhadap pemberdayaan masyarakat lokal; keterlibatan awal untuk menciptakan rasa memiliki; dan dedikasi dan loyalitas yang tinggi. Sebagai bagian dari komitmen tersebut, 73% staf proyek berasal dari masyarakat lokal yang direkrut dari desa-desa dampingan Rimba Raya.
Proyek ini melibatkan masyarakat setempat untuk tujuan operasional sehari-hari, seperti dalam pengembangan Project Design Document (PDD). Dr. Andhella menyoroti komitmen proyek terhadap masyarakat setempat, menjelaskan bahwa pendekatan 'adaptif' mengharuskan para pendukungnya untuk memahami secara mendalam dan merespons kebutuhan unik dari setiap komunitas. Sebagai contoh, menyediakan akses kesehatan bagi masyarakat membutuhkan pendekatan yang bijaksana untuk memastikan bahwa proyek ini memberikan dukungan seefektif mungkin-terutama mengingat tantangan yang mungkin dihadapi oleh sebuah desa, seperti infrastruktur yang terbatas.
Selain "adaptif", proyek ini juga mengandalkan pendekatan "penanganan keluhan yang inklusif". Pendekatan ini membantu proyek menjadi transparan dan terbuka terhadap kritik dari masyarakat lokal melalui ruang khusus di desa yang dibuat oleh proyek untuk menerima umpan balik atau keluhan. Dengan cara ini, proyek dapat menjadi inklusif bagi masyarakat setempat, tidak hanya mereka yang bekerja untuk proyek tetapi juga mereka yang dalam beberapa hal mungkin terkena dampak dari proyek tersebut.
Dr. Andhella juga menekankan fakta bahwa masyarakat lokal bukanlah "komoditas", dan para pemrakarsa proyek harus benar-benar mematuhi prinsip "memberdayakan dan tidak mengeksploitasi". Ia menambahkan bahwa pada akhirnya, proyek-proyek Kredit Karbon haruslah memberikan dampak positif bagi masyarakat dengan memahami kebutuhan mereka.
Dalam sesi tanya jawab, muncul pertanyaan mengenai praktik-praktik yang melibatkan masyarakat lokal untuk meningkatkan ketahanan dalam menghadapi fluktuasi pasar. Andhella menekankan pentingnya dedikasi dan komitmen yang mengakar pada iklim dan manusia. Ia menambahkan bahwa sangat penting untuk terlibat sedini mungkin dengan masyarakat setempat, karena mungkin perlu waktu untuk menyamakan pemahaman tentang tujuan proyek. Sebagai contoh, melibatkan organisasi masyarakat sipil (OMS) akan sangat membantu sebuah proyek untuk menciptakan kolaborasi jangka panjang. Dengan memulai dari hal kecil, kepercayaan dapat dibangun di antara para pemangku kepentingan yang dapat bermanfaat bagi ketahanan proyek. Dr. Andhella juga menambahkan bahwa proyek perlu memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan meminimalkan risiko integritas, terutama di tengah volatilitas pasar dan perubahan kelembagaan atau peraturan.