Perempuan dan Gender merupakan topik diskusi utama di COP 26, dan para analis telah merefleksikan kemajuan Berani dalam mengakui dampak perubahan iklim terhadap perempuan dan perbaikan secara keseluruhan dalam menangani kesetaraan gender .
Industri dan sektor dengan tenaga kerja perempuan yang besar, seperti pertanian, tekstil, elektronik, dan perikanan, memiliki jejak gas rumah kaca yang signifikan dan kemungkinan besar menjadi target kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi emisi pada skala nasional. Oleh karena itu, aksi iklim yang komprehensif dan kebijakan yang cerdas diperlukan untuk memastikan transisi berkeadlian bagi para pekerja ini dan populasi rentan lainnya.
Namun, masih banyak yang harus dilakukan.
Saat ini, 46% negara berkembang, seperti yang diidentifikasi oleh analisis Neyen, telah menyertakan tema menyeluruh gender dalam NDC mereka. Berdasarkan penelitian dan pengalaman kami, tindakan kebijakan yang memperhatikan dan inklusif terhadap gender lebih mungkin untuk berhasil, karena mereka akan efektif lebih lama dan mempertimbangkan dampaknya terhadap masyarakat dan sektor tempat mereka akan beroperasi.
Jeremy Buhain, Konsultan di Neyen, menambahkan beberapa pemikiran mengenai perkembangan gender di COP26 dan seterusnya:
"Perempuan secara historis kurang terwakili dalam angkatan kerja di seluruh dunia. Jika pemerintah ingin mematuhi konsep transisi berkeadlian, mereka harus memastikan bahwa perempuan tidak lagi tertinggal dengan memberdayakan mereka dan membangun kapasitas mereka untuk berpartisipasi secara bermakna dalam ekonomi rendah karbon yang sedang berkembang, sambil menangani sektor-sektor padat karbon yang saat ini banyak mempekerjakan perempuan."
Neyen membantu pemerintah, organisasi, dan lembaga pembangunan dalam mengembangkan kebijakan yang mempertimbangkan transisi berkeadlian. Kami mengundang para pemangku kepentingan untuk menghubungi kami untuk mendiskusikan bagaimana cara terbaik untuk mencapai kebijakan dan analisis iklim yang komprehensif.
